Bagaimana Menyikapi Kegagalan: The Right Way To Get Over It
Bagaimana Menghadapi Kegagalan - Bayangkan momen ketika kamu merasa seolah-olah dunia berhenti berputar—momen ketika lembar ujian dikembalikan dengan tanda merah, atau ketika kamu berdiri di ruang rapat menunggu pujian yang tak kunjung datang, atau bahkan ketika ponselmu berdering dan suara di ujung sana mengatakan, "Kita perlu bicara." Ah, kegagalan—pengalaman universal yang bisa meruntuhkan semangat siapa pun, membuat kita merasa seolah-olah kita adalah satu-satunya orang yang pernah merasakannya.
Tapi tunggu sebentar. Sebelum kita memutuskan untuk mengubur kenangan pahit itu di sudut paling gelap pikiran kita, mari kita berhenti sejenak. Menghapusnya dari memori kita berarti kita kehilangan pelajaran berharga yang bisa kita petik. Jadi, apa yang sebenarnya bisa kita lakukan?
Ada cara-cara untuk menghadapi kegagalan dengan bijak. Berdasarkan saran dari Dr. Marianne Trent dari Psychological Services.
Siapakah Dr. Marriane Trent?
Dr. Marianne Trent adalah seorang Psikolog Klinis yang terkemuka dengan spesialisasi dalam terapi trauma dan isu-isu kesehatan mental terkait. Dia adalah otak di balik Good Thinking Psychological Services dan telah menulis buku seperti 'The Grief Collective'. Dr. Trent telah tampil di seri Channel 5 'Inheritance Wars' dan memberikan kontribusi untuk publikasi besar seperti The Guardian dan The Telegraph. Dikenal dengan pendekatannya yang penuh kasih sayang, dia menawarkan sesi terapi jarak jauh secara global, menjadikan wawasannya dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita coba:
-
1. Mendekati dengan Rasa Kasih Sayang Terhadap Diri Sendiri:
Ini berarti mengakui perasaan kita dan memberi waktu untuk memproses emosi kita. Cobalah untuk memberi label pada emosi kita saat mereka muncul dan hilang saat merenung. Apakah itu kemarahan, kekecewaan, atau rasa sedih? Jangan biarkan pengalaman tersebut berlalu dengan label yang samar-samar.
-
2. Own Your Truths :
Setiap pengalaman pasti melibatkan orang lain, baik yang terlibat langsung maupun yang hanya menjadi penonton. Pendapat dari orang lain bisa memperkuat kebingungan kita. Yang bisa kita lakukan adalah menghindari orang-orang yang cepat menghakimi situasi atau keputusan kita, dan jangan biarkan diri kita disesatkan.
-
3. Avoid Media Sosial:
Baik langsung maupun tidak, media sosial mempengaruhi cara kita melihat kegagalan kita. Mungkin secara langsung melalui komentar jika orang lain tahu, tetapi secara tidak langsung adalah ketika kita melihat kesuksesan orang lain yang bisa membuat kita merasa tidak memadai. Solusinya adalah detox dari media sosial. Lebih baik berada di hadapan senyuman seseorang daripada emoji.
-
4. Turunkan Standar:
Jika kamu menetapkan standar yang tidak realistis, kamu akan merasa gagal lebih sering. Yang perlu kita lakukan adalah fokus pada langkah-langkah kecil yang akan membawa kita ke tujuan yang lebih besar.
-
5. Stay Inspired:
Alih-alih takut akan kegagalan, ketahui dan rasakan bahwa itu adalah bagian dari proses. Lihatlah keberhasilan orang lain dan rasakan semangat dari kemajuanmu sendiri. Karena setidaknya kamu sudah mencoba. Kamu juga bisa berbagi dan berbicara tentang pengalamanmu untuk benar-benar menghargai pengalamannya.
"Success is stumbling from failure to failure with no loss of enthusiasm"
Winston S. Churchill
Sebagai penutup, mari kita renungkan bahwa kegagalan tidak selalu tentang kehilangan, tetapi juga tentang menemukan—menemukan kekuatan diri, menemukan siapa yang benar-benar mendukung kita, dan menemukan apa yang benar-benar penting dalam hidup kita. Kegagalan bisa menjadi titik balik yang membawa kita ke jalan yang lebih sesuai dengan diri kita. Jadi, jika kamu merasa terjatuh, anggap saja itu sebagai momen untuk beristirahat sejenak, mengevaluasi, dan memutuskan langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Ingat, setiap matahari terbenam adalah pembukaan dari matahari terbit yang baru. Selamat mengejar mimpi dan menghadapi tantangan hidup!