Efek Horn dalam Wawancara: HR Harus Tau Ini!
Efek Horn dalam Wawancara - Pernahkah terbesit dalam pikiran, menjadi seorang frontliner recruitment adalah hal yang menyenangkan? Jikalau iya, buang jauh-jauh pikiran tersebut karena itu tidak semanis yang orang pikirkan.
Seorang recruiter menanggung tanggung jawab yang sangat besar dalam suatu perusahaan. Recruiter memiliki kekuatan untuk mengubah hidup dan membentuk masa depan organisasi.
Namun, proses ini rentan terhadap banyak elemen, beberapa tidak terlihat, terpendam di bawah pikiran alam bawah sadar yaitu dunia bias.
Bias bukanlah monster yang tak dapat dipahami tetapi kondisi ini adalah prasangka yang ada pada manusia, tetapi dampaknya dapat sangat mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan,
terutama di lingkungan yang sensitif seperti wawancara. Pada artikel ini, akan membahas salah satu bias tersebut'Efek Horn'.
Sebelum membahas tentang Efek Horn, perlu disebutkan mengenai Efek Halo. Pernah bertemu seseorang dan merasa mereka tidak bisa salah? Itulah Efek Halo sedang beraksi, di mana satu karakteristik positif menutupi semua aspek lain dari seorang individu.
Tetapi, sekarang coba balik skenarionya. Bayangkan ada seorang kandidat masuk ke ruang wawancara, tampak acak-acakan dan tidak memiliki antusiasme yang diharapkan. Segera, awan negatif akan melayang di atas kandidat tersebut, itulah yang disebut dengan Efek Horn.
Pengertian Efek Horn
Efek Horn adalah bias psikologis yang mana satu sifat negatif individu mempengaruhi persepsi menyeluruh terhadap kepribadian seorang individu. Dengan adanya efek horn tersebut dapat mengaburkan penilaian, membuat mengabaikan atribut positif dan potensi kandidat.
Ambil contoh dalam konteks wawancara kerja di Indonesia. Misalkan seorang kandidat datang, tidak lancar berbicara Bahasa Indonesia, tetapi unggul di setiap persyaratan pekerjaan lainnya.
Alih-alih berfokus pada keterampilan dan kompetensi mereka, recruter mungkin akan langsung mengabaikan mereka karena kemahiran bahasa mereka. Itulah Efek Horn yang sedang beraksi.
“Trust yourself. You know more than you think you do.”
Dr. Benjamin Spock
Mengenali Efek Horn adalah langkah pertama untuk melawannya. Tidak ada yang sempurna, dan penting untuk diingat ini selama wawancara. Para rekruter harus berusaha mengevaluasi kandidat secara holistik.
Alih-alih berfokus pada satu kekurangan, mereka harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan potensi.
Cara Meminimalkan Bias dalam Penilaian
Oleh karena itu, penting untuk mengatasi dan mengendalikan halo effect dan horn effect dalam hidup, terlebih jika sebagai orang recruiter. Dari permasalahan yang ada, bagaimana cara yang bisa diterapkan seorang recruiter dalam meminimalkan bias penilaian terhadap kandidat pekerja? Ada tiga cara yang dapat diterapkan dibawah ini:
-
1. Lebih Sadar
Langkah awal adalah dengan memiliki kesadaran akan potensi untuk salah menilai orang lain.Selalu ingat bahwa kesan pertama bisa menyesatkan, terutama saat bertemu orang baru.
Misalnya, saat menyeleksi kandidat untuk posisi pekerjaan atau memulai hubungan baru, recruiter harus waspada terhadap bias-bias yang mungkin ada.
-
2. Lebih Lambat
Jangan terburu-buru dalam membuat penilaian dan keputusan.Misalnya, dalam proses perekrutan, jangan langsung memutuskan sesaat setelah wawancara. Cobalah membuat jeda, mungkin dengan mengadakan rapat panel kedua keesokan harinya.
-
3. Lebih Terstruktur
Coba terapkan pendekatan yang lebih sistematis dalam penilaian.Walaupun ini mungkin terdengar sulit, namun sebenarnya tidak begitu. Saat melakukan wawancara, dapat membuat daftar kriteria penting dan memastikan untuk mempertimbangkan setiap poin sebelum membuat keputusan.
"You don't see things as they are, you see them as we are"
Anais Nin"
Kesimpulan
Efek Horn adalah masalah yang lazim namun sering diabaikan dalam wawancara, terutama di lingkungan multikultural seperti Indonesia. Bias, secara sadar atau tidak, mempengaruhi proses pengambilan keputusan kita.
Kunci untuk mengatasinya terletak pada mengenali keberadaannya, menantang persepsi, dan mendorong pendekatan yang lebih seimbang dalam penilaian. Sebagai rekruter harus ingat mengenai adanya Efek Horn bukanlah benteng yang tak dapat ditaklukkan. Ini adalah rintangan yang bisa dilompati.
Yuk Latih Public Speakingmu!
Join Our Classes, Mentoring Langsung Bersama Mentor Dialogika, Konsultasikan Kebutuhan Anda Sekarang