Kenapa Orang Tua Berbohong Kepada Anaknya? - Why We Do Lie
Kenapa Orang Tua Berbohong Kepada Anaknya - Halo, Ayah Bunda! Betapa indahnya peran menjadi orang tua, namun tak dapat dipungkiri, tantangannya pun sangat besar.
Pastinya di antara Ayah Bunda semua, tak pernah lepas dari yang namanya "membohongi" anak-anak, bukan?
Entah itu dengan alasan yang baik, misalnya untuk melindungi mereka dari kebenaran yang mungkin terlalu keras, atau menghindari situasi yang bisa menimbulkan ketakutan.
Ada juga yang menganggap orang tua berbohong kepada anaknya dengan tujuan mendidik, misalnya agar anak mau makan dengan mengatakan "Kalau kamu makan sayur, kamu akan jadi kuat seperti superhero."
Atau
Mungkin ada di antara kita yang berbohong agar anak tidak mengganggu kegiatan Ayah Bunda dengan kata-kata seperti, "Nanti ya, Bunda sedang sibuk."
Namun, tak jarang pula berbohong tanpa alasan yang jelas, mungkin karena terbiasa atau merasa itu adalah jalan yang paling mudah untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya, saat kita bilang, "Nanti kita beli es krim ya," hanya untuk menenangkan anak saat sedang tantrum, padahal kita tahu tidak akan membelikannya.
"Children deserve the respect of being told the truth."
Ellen Galinsky
Mari kita ulik lebih dalam alasan orang tua membohongi anaknya:
Bohong untuk Hal Sepele
Siapa yang pernah bilang pada anaknya, "Wah, jangan makan ini, pedas lho!" padahal sebenarnya makanan itu tak pedas sama sekali?
Atau mungkin
"Kalau kamu nangis lagi, nanti datang monster lho!"? Yup, kita semua pasti pernah melakukan hal tersebut.
Mungkin bagi Ayah Bunda, berbohong seperti ini adalah cara untuk melindungi anak dari hal-hal yang kita anggap belum cocok untuk mereka.
Sebagai contoh, mungkin kita tak ingin mereka makan terlalu banyak permen karena takut gigi berlubang, atau mungkin kita ingin mereka tidur lebih cepat.
Alasan di Balik "Bohong Baik"
Ketika Ayah Bunda memilih untuk 'memutar' kenyataan sedikit, itu sering kali dilakukan dengan niat baik. Mari ulik, kenapa ada alasan berbohong baik ini terjadi:
-
a. Perlindungan
Banyak orang tua merasa perlu melindungi anak dari informasi atau pengalaman yang mungkin merugikan atau mengganggu.
-
b. Kemudahan
Terkadang lebih mudah memberitahu anak sesuatu yang sederhana daripada menjelaskan konsep yang kompleks yang mungkin belum mereka pahami.
-
c. Kebiasaan
Mungkin Ayah Bunda sendiri pernah diberitahu hal serupa saat kecil dan merasa itu adalah cara yang efektif untuk menangani situasi.
Tapi perlu diingat, terkadang tanpa Ayah Bunda sadari, kebohongan kecil ini dilakukan berulang-ulang, menjadi kebiasaan yang nantinya anak anggap sebagai hal yang lumrah.
Lho, kok bisa? Nah, di sinilah masalahnya. Anak-anak adalah peniru ulung.
Mereka mempelajari perilaku dari apa yang mereka lihat dan dengar, terutama dari orang-orang terdekatnya, yaitu kita sebagai orang tua.
Jadi, ketika mereka melihat kita sering berbohong, meski dengan niat baik, mereka mungkin berpikir bahwa berbohong adalah cara yang diterima untuk menghadapi situasi atau mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Tak heran jika suatu saat kita menemukan mereka berbohong tentang PR yang belum selesai atau mainan yang hilang.
Ini adalah siklus yang tanpa kita sadari kita ciptakan.
Sebagai orang tua, kita berbohong dengan tujuan baik, namun anak-anak belum tentu memahami konteks dan niat di balik kebohongan kita.
Yang mereka lihat adalah tindakan berbohong itu sendiri.
Dan jika mereka melihat bahwa bohong memberikan hasil yang diinginkan, apa yang akan menghentikan mereka untuk melakukannya lagi di masa depan?
Sebelum Ayah Bunda merasa 'bersalah' telah memberikan 'kebohongan putih' pada anak, ada baiknya kita mengingat bahwa anak-anak juga memiliki kecenderungan untuk berbohong.
Mungkin saja mereka berbohong karena takut dimarahi, atau mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
"What we instill in our children will be the foundation upon which they build their future."
Steve MaraboliNah, bagaimana kita bisa tahu apakah si kecil sedang berbohong atau tidak?
Tips Mengetahui Ciri-Ciri Anak Berbohong
Sebagai orang tua, Ayah Bunda tentunya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana anak benar-benar merasa.
Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa anak sedang mencoba 'menyembunyikan' sesuatu:
-
1. Kontak Mata yang Tidak Biasa
Anak mungkin menghindari kontak mata saat berbohong atau justru memberi kontak mata yang terlalu intens.
-
2. Berkeringat Lebih Banyak
Jika si kecil tampak lebih gelisah dan berkeringat tanpa alasan yang jelas, mungkin itu pertanda ada yang dia sembunyikan.
-
3. Detail yang Terlalu Banyak
Saat anak berusaha keras menjelaskan sesuatu dan detailnya terdengar 'berlebihan', bisa jadi itu adalah ciri mereka sedang berbohong.
Baca Juga : 11 Cara Melatih Public Speaking Anak Sejak Dini
Kesimpulan
Memang, dalam dunia parenting, tak ada yang hitam dan putih.
Namun, yang pasti, komunikasi terbuka dengan anak akan membantu membangun kepercayaan.
Mungkin kita perlu berpikir dua kali sebelum 'memutarbalikkan' kenyataan, dan sebaliknya, alih-alih membohongi, kita bisa mencari cara lain untuk menjelaskan sesuatu pada mereka.
Ingat, Ayah Bunda, setiap anak adalah individu unik dengan perasaan dan pemikirannya sendiri.
Mari kita hargai itu dengan selalu berusaha jujur dan membangun kepercayaan yang kuat di antara kita dan mereka. Selamat mendidik, Ayah Bunda!