Sulit Memikat Hati Klien Saat Pitching? Coba Lakukan 5 Gerakan Ini!
Memikat Klien Saat Pitching - Dalam dunia
bisnis yang kompetitif, memikat hati klien bukanlah tugas yang mudah.
Setiap pertemuan, terutama saat pitching, adalah sebuah panggung dimana Anda
harus tampil sempurna.
Pitching bukan sekadar mempresentasikan ide atau
produk, tapi juga tentang
bagaimana Anda menyampaikannya.
Di sinilah seni komunikasi nonverbal
memainkan peran penting.
Pitching, dalam esensinya, adalah seni menyampaikan pesan.
- Key Takeaways
- Penguasaan Ruang : Bergerak secara terkontrol dan bertujuan.
- Kontak Mata : Tatap langsung mata klien secara bergantian.
- Ekspresi Wajah : Tunjukkan antusiasme dan kepercayaan Diri.
Ini bisa berupa ide bisnis, proposal kerjasama, atau presentasi produk.
Di momen krusial ini, kata-kata yang Anda pilih penting, tapi
bagaimana Anda
mengatakannya seringkali lebih penting.
Komunikasi nonverbal, seperti gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa
tubuh secara keseluruhan, berperan besar dalam
menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
Studi menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal berkontribusi hingga 93% dari
efektivitas komunikasi keseluruhan.
Tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membangun koneksi
yang kuat
dengan audiens Anda.
Tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga memastikan
klien
terpaku pada setiap kata yang Anda ucapkan.
Jadi, apakah Anda siap untuk mempelajari rahasia di balik pitching yang
sukses?
Gerakan Tubuh Saat Pitching
Tidak hanya meningkatkan kualitas presentasi, gerakan tubuh juga
memperkuat pesan
yang disampaikan.
Berikut adalah lima gerakan tubuh yang dapat membuat pitching Anda lebih efektif
dan
menarik perhatian klien :
- Penguasaan Ruan
- Kontak Mata
Menguasai ruang saat pitching merupakan hal krusial.
Ini menandakan kepercayaan diri dan
keterbukaan Anda terhadap audiens.
Gunakan seluruh ruang yang ada dengan berjalan santai dari satu sisi ke sisi
lain, jika memungkinkan.
Saat Anda bergerak, pastikan gerakan Anda terkontrol dan memiliki tujuan.
Misalnya, bergerak mendekati audiens saat ingin menekankan poin penting.
Untuk memudahkan pemahaman, mari lihat contoh berikut
Anggaplah Anda adalah seorang desainer interior yang mempresentasikan konsep desain terbaru kepada klien. Saat memulai, Anda berdiri di tengah ruangan. Pada posisi ini Anda bisa memandang dengan jelas semua hadirin dan sebaliknya. Ini memudahkan untuk membangun koneksi awal. Ketika membahas berbagai elemen desain, Anda bergerak perlahan mendekati layar atau papan presentasi, mengarahkan perhatian klien ke visual yang relevan.Ketika berbicara tentang bagaimana desain akan berinteraksi dengan ruang yang ada, Anda bergerak ke sisi lain ruangan, mencontohkan dengan gestur bagaimana ruang akan dibagi atau digunakan. Gerakan ini tidak hanya membuat presentasi Anda lebih dinamis dan menarik tetapi juga menunjukkan ide-ide desain Anda, membuatnya lebih mudah dipahami dan diingat. Saat sesi tanya jawab dimulai, Anda mendekati klien yang bertanya, menunjukkan keterbukaan dan kesediaan untuk terlibat dalam dialog. Gerakan ini menciptakan atmosfer yang lebih intim dan personal, memperkuat hubungan Anda dengan audiens.
Di akhir presentasi, Anda kembali ke posisi awal, memberikan kesan penutupan yang kuat. Dari posisi ini, Anda memberikan pernyataan penutup yang menekankan poin-poin utama presentasi, sambil mempertahankan kontak mata dengan seluruh audiens, memastikan bahwa pesan terakhir Anda tersampaikan dengan jelas dan berdampak
Penguasaan ruang yang efektif tidak hanya meningkatkan daya
tarik visual
presentasi, tetapi juga membantu dalam
mengkomunikasikan ide-ide dengan lebih jelas.
Gerakan yang terkoordinasi meninggalkan kesan profesionalisme dan keahlian
yang
tinggi pada klien.
Hal ini meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam pitch.
Kontak mata adalah salah satu cara paling efektif untuk membuat koneksi pribadi
dengan audiens Anda.
Usahakan untuk menatap langsung ke mata beberapa orang di audiens secara
bergantian.
Ini menunjukkan bahwa Anda percaya diri
dan
tulus.
Namun, jangan menatap satu orang terlalu lama agar
tidak
terkesan menakutkan.
Kontak mata yang baik membantu membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa
Anda
sepenuhnya terlibat dalam momen
tersebut.
Contoh penerapan kontak mata saat pitching
Anda adalah seorang pengusaha yang mempresentasikan ide startup inovatif kepada investor. Saat memulai presentasi, Anda melihat ke sekeliling ruangan, membuat kontak mata singkat dengan beberapa investor, memberi mereka rasa pengakuan dan keterlibatan pribadi. Ini menunjukkan kepercayaan diri dan membuka jalur komunikasi nonverbal yang efektif.Ketika menjelaskan poin-poin kunci dari proposal Anda, Anda secara selektif membuat kontak mata dengan investor yang tampak paling tertarik atau yang pertanyaannya paling kritis. Ini dapat menciptakan koneksi yang membuat mereka merasa terlibat secara langsung dalam diskusi.
Saat menjawab pertanyaan, fokuskan pandangan Anda pada penanya, lalu secara berkala melirik ke arah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Anda tidak hanya menjawab pertanyaan orang tersebut tetapi juga berbagi informasi dengan seluruh grup. Kontak mata ini menyampaikan bahwa Anda menghargai kontribusi dan kehadiran setiap orang di ruangan itu.
Di akhir presentasi, saat Anda mengucapkan kata-kata penutup dan berterima kasih, Anda kembali memindai ruangan, melakukan kontak mata dengan sebanyak mungkin orang. Ini memberikan sentuhan pribadi yang kuat, meninggalkan kesan akhir yang hangat dan inklusif.
Kontak mata yang efektif selama presentasi menciptakan
hubungan pribadi
dengan
audiens.
Ini menunjukkan bahwa Anda tidak hanya pedu li tentang ide atau produk yang
Anda
presentasikan, tetapi juga tentang
orang-orang yang Anda ajak berbicara.
Kontak mata yang terkontrol membantu membangun kepercayaan dan kredibilitas.
- Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah Anda dapat menyampaikan banyak hal kepada audiens.
Gunakan ekspresi wajah yang menunjukkan antusiasme, kepercayaan diri, dan
positivitas.
Senyum dapat menjadi alat yang sangat ampuh, terutama saat menyampaikan pesan
yang menyenangkan atau optimis.
Wajah Anda harus mencerminkan emosi yang sesuai dengan konten pitching Anda,
sehingga membantu audiens merasakan dan
memahami pesan Anda lebih dalam.
Contoh ekspresi yang bisa Anda terapkan saat pitching
Misalkan Anda adalah CEO sebuah startup teknologi yang sedang mempresentasikan
aplikasi mobile baru kepada investor.
Ketika Anda memulai presentasi, wajah Anda
berseri-seri, menunjukkan kegembiraan
dan kebanggaan atas produk yang Anda
kembangkan. Ekspresi ini menular ke audiens, menumbuhkan rasa penasaran dan
minat pada mereka.
Ketika Anda membahas tantangan yang dihadapi selama pengembangan aplikasi,
ekspresi Anda berubah menjadi lebih serius,
namun tetap terkontrol, menunjukkan kedalaman pemikiran dan dedikasi Anda
terhadap proyek. Ini membantu
mengkomunikasikan kesungguhan dan
keseriusan
situasi, serta komitmen Anda untuk
mengatasinya.
Saat sesi tanya jawab, ekspresi Anda tetap terbuka dan ramah ketika menjawab
pertanyaan dengan yakin. Ini menciptakan
suasana yang lebih santai dan terbuka, memudahkan komunikasi dua arah antara
Anda dan investor.
Ketika mengakhiri presentasi, ekspresi wajah Anda penuh dengan optimisme
dan
harapan, menegaskan keyakinan pada potensi
sukses aplikasi ini. Ekspresi ini menanamkan rasa percaya dan harapan yang
sama
pada audiens, meninggalkan kesan positif
tentang Anda dan produk Anda.
Ekspresi wajah yang sesuai dan tepat waktu ini sangat
penting dalam
mengkomunikasikan nuansa emosional dari pesan Anda.
Ini membuat audiens tidak hanya memperhatikan apa yang Anda katakan, tetapi
juga
merasakan emosi yang Anda sampaikan.
Michael LeBoeuf A satisfied customer is the best business strategy of all.
- 4. Gestur Tangan
Gestur tangan yang terkontrol dan bermakna dapat menambahkan kekuatan pada
kata-kata Anda.
Gunakan gestur untuk menekankan poin penting, menggambarkan
konsep, atau
menunjukkan antusiasme.
Hindari menggenggam tangan atau membiarkannya menggantung di samping tubuh.
Gerakan tangan yang terbuka dan ke arah audiens sering kali menyampaikan
keterbukaan dan penerimaan.
Sedangkan, menunjuk atau menggunakan gerakan tangan yang tajam dapat
digunakan
untuk menekankan poin penting.
Contoh penggunaan gestur tangan saat pitching
Bayangkan Anda adalah seorang ahli pemasaran yang mempresentasikan strategi pemasaran digital baru kepada sebuah perusahaan. Saat Anda membahas statistik pertumbuhan audiens, Anda mengangkat tangan ke atas, menggambarkan pertumbuhan tersebut secara visual. Gerakan ini membantu audiens memvisualisasikan keberhasilan yang Anda bicarakan.
Ketika menjelaskan tentang integrasi berbagai platform media sosial, gunakan tangan untuk menggambarkan bagaimana setiap platform berinteraksi dan berhubungan satu sama lain. Misalnya, Anda bisa membawa kedua tangan Anda bersama-sama, menunjukkan integrasi, atau menggerakkan tangan Anda dari satu sisi ke sisi lain, menunjukkan aliran konten lintas platform.Saat membahas tentang tantangan yang mungkin dihadapi, Anda bisa menggunakan gestur tangan yang lebih tertutup atau tangan yang 'menghalangi', yang menunjukkan hambatan atau kesulitan, tetapi kemudian 'membukanya' saat Anda menyajikan solusi, simbolisasi dari mengatasi hambatan tersebut. Di akhir presentasi, saat mengajak perusahaan untuk berkolaborasi, ulurkan tangan terbuka ke arah mereka. Gestur ini menunjukkan keterbukaan, keramahan, dan undangan untuk bekerja sama. Ini mengirimkan pesan yang kuat tentang kesediaan Anda untuk menjadi mitra dan bekerja secara kolaboratif.
Gestur tangan yang strategis tidak hanya memperkaya
penyampaian pesan Anda
tetapi
juga membantu menjaga audiens tetap
terlibat dan memahami materi dengan lebih baik.
Gerakan tangan yang terkoordinasi dengan konten verbal menambahkan dimensi
ekstra pada presentasi.
Membuatnya lebih dinamis dan mudah diingat.
-
Postur Tubuh
Postur Anda saat berdiri atau duduk harus menunjukkan kepercayaan diri dan
profesionalisme.
Hindari menunduk atau membungkuk karena ini dapat menimbulkan kesan kurang
percaya diri.
Sebaliknya, posisikan tubuh Anda agar terbuka dan menghadap audiens, menunjukkan bahwa Anda siap dan terbuka untuk dialog.
Contoh nyata yang bisa Anda terapkan
Misalkan Anda adalah seorang pelatih kepemimpinan yang memberikan workshop
tentang pengembangan kepemimpinan. Di awal
sesi, Anda berdiri tegak di depan ruangan, kaki
selebar
bahu, memberikan kesan
stabilitas dan kepercayaan diri. Postur
ini mengkomunikasikan otoritas dan keahlian Anda dalam topik yang Anda
bicarakan.
Saat membahas topik yang membutuhkan refleksi, Anda mungkin memilih untuk
duduk,
membawa tubuh Anda ke level yang sama
dengan peserta. Ini menciptakan suasana yang lebih intim dan mendukung
interaksi
dua arah. Postur duduk yang tegak,
tanpa menyilangkan lengan atau kaki menunjukkan keterbukaan dan kesediaan
untuk
berhubungan dengan peserta.
Pada akhir workshop, ketika Anda memberikan poin-poin kunci untuk dibawa pulang oleh peserta, Anda kembali berdiri tegak, mengakhiri sesi dengan posisi yang kuat dan yakin. Ini membantu menekankan pentingnya poin-poin tersebut dan meninggalkan kesan kuat pada peserta tentang materi yang telah disampaikan.
Postur tubuh yang tepat dan disesuaikan dengan konten yang disampaikan dapat
sangat meningkatkan efektivitas komunikasi.
Postur yang baik tidak hanya meningkatkan kredibilitas
pembicara tetapi juga
membantu audiens lebih mudah menerima dan
menghargai informasi yang disampaikan.
Postur yang variatif dan disesuaikan dengan konteks diskusi dapat membuat
presentasi lebih dinamis dan menarik.
Kesimpulan
Dalam melakukan pitching kepada klien, penggunaan gerakan tubuh yang efektif
merupakan kunci untuk tidak hanya
menyampaikan pesan.
Tetapi juga membangun koneksi emosional dengan
audiens.
Kesuksesan pitching tidak hanya bergantung pada konten verbal, tetapi juga pada
cara
Anda menyampaikannya melalui bahasa
tubuh.
Ingatlah bahwa tujuan utama dari menggunakan gerakan tubuh yang
efektif dalam
pitching bukan hanya untuk menarik
perhatian.
Namun, juga untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan klien.
Kombinasi antara konten yang kuat dan penyampaian yang efektif akan menciptakan
pengalaman yang berkesan bagi klien.
Serta meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam presentasi bisnis.
Writer Notes
Zahra Azka Alfathan Notes
Dengan terus menerus membuat klien sering mendengar atau melihat kita menawarkan sesuatu, mereka akan memberikan respon positif terhadap hal tersebut. Jika kita konsisten menunjukkan gerakan tubuh yang positif maka klien akan terbiasa dan merasa nyaman dengan hal tersebut sehingga terjalin ikatan emosional. Semakin sering terpapar sesuatu, lama kelamaan kita akan menyukainya. Inilah yang disebut dengan Efek Keakraban Mere atau Mere exposure effect.