Mengapa Overthinking Bisa Merusak Kesehatan Mental? Ini Jawabannya! - Stres Lazarus
Mengapa Overthinking Bisa Merusak Kesehatan Mental - Terkadang, pikiran kita seperti kuda liar yang sulit dikendalikan. Mereka melayang-layang di langit-langit pikiran kita,menghantui kita dengan pertanyaan-pertanyaan tak berujung dan skenario-skenario yang belum tentu terjadi.
Ini adalah cikal bakal dari apa yang disebut "overthinking" atau "berpikir berlebihan". Sebuah kebiasaan yang seringkali merusak kesehatan mental kita tanpa kita sadari.
- Key Takeaways
- Overthinking
- Mindfullness
- Pikiran Negatif
- Stress
- Depresi
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena overthinking, bagaimana hal itu dapat merusak kesehatan mental kita, dan teori stres Lazarus yang memberikan wawasan mendalam tentang mengapa kita cenderung terjebak dalam lingkaran pikiran yang mengganggu tersebut.
Definisi Overthinking: Ketika Pikiran Kita Mengambil Alih
Dahlan Iskan pernah berkata, "Pikiran kita adalah musuh terbesar kita." Dan tidak ada yang mencerminkan hal ini lebih jelas daripada ketika kita terjebak dalam pola overthinking.
Overthinking adalah ketika pikiran kita berputar-putar tanpa henti, memikirkan situasi atau masalah berulang kali tanpa menghasilkan solusi yang memuaskan atau resolusi yang memadai.
Ini adalah kecenderungan untuk merenungkan hal-hal dari berbagai sudut pandang, mengkhawatirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk, dan memikirkan kembali kejadian-kejadian masa lalu dengan penuh penyesalan.
Overthinking sering kali muncul sebagai respons terhadap stres atau ketidakpastian dalam hidup kita.
Ketika kita menghadapi situasi yang menantang atau tidak nyaman, pikiran kita mencoba untuk memahami dan mengatasi ancaman tersebut.
Namun, dalam beberapa kasus, pikiran kita malah terjebak dalam lingkaran pikiran yang tidak produktif, membuat kita semakin cemas dan terbebani oleh beban pikiran yang berat.
Dampak Overthinking terhadap Kesehatan Mental: Ketika Pikiran Menjadi Penjara
Overthinking bukan hanya masalah sekadar menghabiskan waktu dengan memikirkan hal-hal yang tidak penting.
Ini juga dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental kita. Ketika kita terjebak dalam siklus overthinking, kita rentan mengalami:
Kecemasan yang Meningkat:
Overthinking sering kali berhubungan erat dengan kecemasan. Ketika pikiran kita terus-menerus memutar-mutar kemungkinan-kemungkinan buruk, ini memicu respons stres yang kronis dalam tubuh kita.
Kecemasan yang meningkat dapat mengganggu tidur, mengganggu konsentrasi, dan mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.
Perasaan Putus Asa dan Depresi:
Overthinking dapat membuat kita terjebak dalam siklus negatif pikiran yang menyebabkan perasaan putus asa dan depresi.
Ketika kita terus-menerus memikirkan masalah-masalah yang sulit dipecahkan atau situasi yang tidak diinginkan, ini dapat mengurangi mood kita secara keseluruhan dan mengarah pada perasaan sedih yang dalam.
Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan:
Overthinking membuat kita sulit untuk mengambil keputusan karena kita terjebak dalam analisis yang berlebihan.
Kita cenderung meragukan diri sendiri dan takut akan membuat kesalahan, sehingga memperlambat proses pengambilan keputusan dan menyebabkan kita menjadi tidak produktif.
Perilaku Menghindar dan Prokrastinasi:
Overthinking sering kali membuat kita cenderung menghindari atau menunda-nunda tindakan.
Kita mungkin merasa terlalu takut untuk menghadapi situasi yang menantang atau mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah, sehingga kita cenderung untuk membiarkan masalah tersebut terus berlarut-larut tanpa penyelesaian.
Gangguan Kesehatan Fisik:
Overthinking juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik kita. Stres kronis yang disebabkan oleh overthinking dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik seperti penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur.
Teori Stres Lazarus: Mengapa Kita Terjebak dalam Lingkaran Overthinking
Untuk memahami mengapa kita cenderung terjebak dalam pola overthinking, kita dapat merujuk pada teori stres Lazarus.
Teori ini diajukan oleh psikolog Amerika, Richard Lazarus, yang mengemukakan bahwa stres adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya.
Menurut Lazarus, stres terjadi ketika seseorang menilai bahwa tuntutan-tuntutan lingkungan melebihi sumber daya yang dimiliki untuk menghadapinya.
Dalam konteks overthinking, teori Lazarus memberikan wawasan tentang bagaimana penilaian yang berlebihan terhadap situasi dapat memicu respons stres yang kronis.
Ketika kita menghadapi masalah atau situasi yang menantang, kita cenderung untuk menilai situasi tersebut sebagai lebih berbahaya atau mengancam daripada yang sebenarnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman masa lalu, keyakinan pribadi, dan faktor lingkungan.
Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman traumatis di masa lalu mungkin cenderung untuk menilai situasi-situasi tertentu sebagai lebih berbahaya atau mengancam daripada yang sebenarnya.
Begitu juga, seseorang yang memiliki keyakinan negatif tentang diri sendiri mungkin cenderung untuk memperbesar masalah-masalah kecil dan mengabaikan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut.
Ketika kita menilai situasi dengan cara yang berlebihan, ini memicu respons stres yang kronis dalam tubuh kita.
Kita menjadi terjebak dalam lingkaran pikiran yang tidak produktif, memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk dan skenario-skenario yang belum tentu terjadi.
Akibatnya, kita merasa semakin cemas dan terbebani oleh beban pikiran yang berat, tanpa melihat jalan keluar yang jelas.
Mengatasi Overthinking: Langkah-langkah Praktis yang Dapat Kamu Lakukan
Meskipun overthinking dapat menjadi masalah yang mengganggu, ada langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kecenderungan ini dan meningkatkan kesehatan mental kita. Beberapa langkah yang dapat kamu coba termasuk:
Praktik Mindfulness:
Mindfulness adalah praktik meditasi yang fokus pada kesadaran diri dan pengendalian pikiran.
Dengan berlatih mindfulness secara teratur, kita dapat belajar untuk mengamati pikiran kita tanpa terjebak dalam mereka.
Ini membantu kita untuk mengembangkan keterampilan kesadaran diri yang dapat membantu kita mengatasi overthinking.
Menantang Pikiran Negatif:
Ketika kita terjebak dalam pola overthinking, kita cenderung untuk memperbesar masalah-masalah kecil dan mengabaikan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menantang pikiran negatif kita dan mencari bukti yang mendukung pandangan yang lebih positif dan seimbang.
Berlatih Teknik Relaksasi:
Teknik-teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi, dan yoga dapat membantu kita untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental kita secara keseluruhan.
Dengan berlatih teknik-teknik ini secara teratur, kita dapat belajar untuk melepaskan ketegangan fisik dan mental yang terkait dengan overthinking.
Mencari Dukungan:
Terkadang, mengatasi overthinking dapat menjadi lebih mudah ketika kita memiliki dukungan dari orang lain.
Berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental dapat memberikan perspektif baru dan bantuan praktis dalam mengatasi pola pikiran yang mengganggu.
Membatasi Waktu Berpikir:
Ketika kita merasa terjebak dalam pola overthinking, seringkali membantu untuk menetapkan batasan waktu untuk berpikir tentang masalah tersebut.
Misalnya, kita bisa menetapkan waktu lima atau sepuluh menit untuk merenungkan masalah tersebut, dan kemudian berkomitmen untuk beralih ke aktivitas lain.
Ini membantu kita untuk menghindari terjebak dalam siklus pikiran yang tidak produktif dan memperoleh perspektif yang lebih seimbang.
Mahatma Gandhi "Kebahagiaan adalah ketika apa yang kau pikirkan, apa yang kau katakan, dan apa yang kau lakukan selaras."
Kesimpulan: Menghadapi Overthinking dengan Bijak
Overthinking adalah kebiasaan yang dapat merusak kesehatan mental kita jika dibiarkan tidak terkendali.
Namun, dengan memahami penyebabnya dan menggunakan strategi yang tepat, kita dapat belajar untuk mengatasi kecenderungan ini dan meningkatkan kesejahteraan mental kita secara keseluruhan.
Teori stres Lazarus memberikan wawasan yang berharga tentang mengapa kita terjebak dalam pola pikiran yang mengganggu, sementara langkah-langkah praktis yang dapat kita ambil dapat membantu kita menghadapi overthinking dengan bijak.
Jadi, mari kita ambil langkah-langkah untuk membebaskan diri kita dari penjara pikiran yang merusak dan menuju kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.
Writer Notes
Radhityo Notes
Selain mengganggu, overthinking bisa juga merusak kesehatan mental. Kenapa? Karena itulah artikel ini saya buat. Semoga anda para pembaca dapat mengatasi overthinking anda dengan membaca artikel ini.